Review Buku Puisi Ruang Tunggu Karya Seruni Puti

Identitas buku :
Judul : Ruang Tunggu
Penulis : Seruni Puti (@sseruni)
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta (@bukune)
Isi halaman : iv+218
ISBN : 978-602-220-324-7
.
.
Blurb :
JALAN MENUJU SABTU
.
.
Ada ketidaksengajaan yang terjadi
pada Senin malam pertama kita bertemu
Kita mencoba menjadikan garis tangan.
Ingin membentuk jalanan menuju Sabtu
Kemudian berharap suatu Minggu adalah pesta perayaan penikahan kita yang disaksikan kedua ibu
Sudah seindah ada Sabtu, kita tak jua menjadi sesuatu
.
Tentang buku ini...
.
Buku ini adalah buku puisi atau mungkin juga termasuk kedalam jajaran instapoet(?)
Buku ini berisi puisi singkat seperti dalam blurb, dengan diksi indah dan kalimat yang mudah dicerna olehku yang hanya pembaca "biasa" puisi.

Terdiri atas 3 bab, yaitu Bab 1 : Tentang Rasa, Bab 2 : Tentang Menunggu, dan Bab 3 : Tentang Apa Yang Terjadi Sesudahnya
Sudah tergambarkan kira kira bagaimana puisi puisi yang ada dalam buku ini? Puisi berurut dalam fase jatuh cinta, tentang rasa itu sendiri, tentang menunggu jawaban atas rasa yang ada, dan tentang jawaban ataupun hal yang terjadi pada rasa yang tumbuh.

Dengan jumlah halaman yang termasuk dalam kategori tebal terlebih ini buku puisi tidak membuat buku ini terasa membosankan, dengan puisi yang singkat, mudah dicerna juga foto hasil jepretan penulis sendiri membuatku sangat menikmati saat membaca buku ini. Satu halaman satu puisi, satu puisi dilengkapi satu foto.
.
"Lupa

Aku lupa bagaimana rasanya menjadi indah di sepasang bola mata
Aku rindu bagaimana rasanya menjadi sesuatu yang diingat tanpa perlu alasan" hal. 142

Puisi dalam buku #RuangTunggu adalah keluh kesah dan kebahagian yang sangat menarik untuk dibaca, tidak memuakkan.
Kata-kata yang dipilih indah dan tidak membingungkan kemudian dirangkai menjadi puisi yang berkesan walau puisinya hanya sebait dua bait.

Dengan tema yang sudah umum digunakan pada puisi, Cinta. Tak juga membuat aku bosan terhadap puisi-puisi yang disajikan dalam lembaran-lembaran yang bersanding dengan foto cantik.

Aku merasa setiap orang nantinya akan relate terhadap Bab yang ada dalam buku Ruang Tunggu ini, tentang rasa awalnya kita ragu lalu mulai yakin, tentang menunggu apakah kita akan menyatakan atau menunggu lawan kita yang menyatakan, dan tentang apa yang terjadi setelahnya apakah kita akan bersatu mengalami suka dan duka bersama atau malah terpaksa berakhir karena ternyata kita yang "jatuh" sendiri.

Puisi yang mudah dicerna ini aku rekomendasikan untuk kamu yang sedang ingin membaca kalimat-kalimat indah dan sebagai hiburan hati yang sedang bosan. Mungkin nantinya kamu bisa tenggelam dalam lautan aksara dan foto-foto yang indah sehingga penat dan bosanmu bisa berkurang bahkan menghilang.

"Mengatakan Rindu

Aku tiru bagaimana caramu mengatakan rindu, dengan bisu" hal. 85
.
Awalnya, aku tertarik pada covernya yang menurutku keren dengan perpaduan warna yang juga cocok. Setelah mengecek akun penulis, aku menjadi sangat penasaran terhadap bukunya yang ada beberapa cuplikan halaman yang dipost di sana.

Setelah memegang dan membaca secara utuh, aku sangat menyukainya. Terutama untuk foto yang ada, saat puisi yang dibawakan membawa kesan sedih foto yang disandingkan dapat membuatku merasa semakin "gloomy".

Puisi ini indah tanpa perlu banyak kiasan yang membuat otak berputar dengan keras. Tersusun acak namun sesuai dengan bab yang ada. Membuatku seolah ikut merasakan apa yang sedang terjadi saat puisi dibawakan, sedih, bahagia dan perasaan lainnya.

Ada beberapa puisi favoritku di sini, karena rasanya sangat relate dengan kisah kisah yang ada. Dengan kata kata yang seolah disihir hingga menghasilkan puisi yang menajubkan.

Dan puisi puisi di sini juga sangat bisa digunakan untuk caption foto dengan menyertakan credit tentunya ^^

Okey sampai jumpa di review lainnya!
Peluk hangat, Hafi. ❤